Blog ini mampu menghasilkan hingga 1.000.000 per bulan hanya dengan share link dengan adf.ly. Mau???
 
Home » , » Hubungan Pelayanan Kesehatan dengan Kematian Perinatal

Hubungan Pelayanan Kesehatan dengan Kematian Perinatal

Tuesday, April 23, 2013 | 0 comments

Kunjungan Antenatal Care

Antenatal care adalah pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga professional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan, 1 kali pada trimester satu, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. Dengan pemeriksaan ANC diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya.

Proporsi kunjungan antenatal care yang tidak lengkap sebesar 53 responden (88,3%) dan 7 responden (11,7%) kunjungan antenatal care lengkap. Hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kunjungan antenatal care dengan kematian perinatal (sig=0,0000), nilai OR = 9,901, artinya ibu yang melakukan kunjungan antenatal care yang tidak lengkap (K1 dan K4<4)
Menurut peneliti, kematian perinatal yang terjadi berhubungan dengan pengetahuan dan informasi yang didapat ibu pada saat melakukan kunjungan antenatal care karena kunjungan antenatal care yang tidak lengkap (K1 dan K4<4) cenderung tidak mengetahui perkembangan janin yang dikandungnya dan cenderung mencari perawatan kehamilan berdasarkan pengalaman, sedangkan ibu dengan kunjungan antenatal care yang lengkap (K1 dan K4?4) lebih banyak mengetahui informasi tentang kehamilan, persalinan dan nifas dari tenaga kesehatan.
Menurut Rohjati (2003) bahwa pemeriksaan antenatal care merupakan komponen penting pelayanan kehamilan yang diikuti dengan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada ibu hamil, suami dan keluarga untuk perencanaan persalinan aman dan persiapan rujukan terencana bila diperlukan. Menurut Saifuddin (2006) tujuan asuhan antenatal care adalah untuk memantau kemajuan kehamilan (memastikan ibu dan tumbuh kembang bayi), meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi, mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil (termasuk penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan), mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif serta mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
Kunjungan ibu hamil merupakan kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal care sesuai standar 5T yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi badan, pemeriksaan tinggi fundus uteri, mengukur tekanan darah, pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) dua kali selama hamil dan pemberian tabelt besi (Fe) minimal 90 tabelt selama hamil. Frekuensi pelayanan antenatal care adalah minimal 1 kali pada triwulan pertama, triwulan kedua minimal 1 kali dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan tersebut adalah untuk menjamin mutu pelayanan , khususnya dalam memberikan kesempatan yang cukup dalam menangani kasus risiko tinggi yang ditemukan (Depkes RI, 2005).

Penolong Persalinan

Proporsi penolong persalinan bukan petugas kesehatan sebanyak 1 responden (1,7%) dan penolong persalinan petugas kesehatan sebanyak 59 responden (98,3%). Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai X2=0,000 dan p Value adalah 1,000 yang berarti nilai p Value > 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara penolong persalinan dengan kematian perinatal. Penelitian ini berbeda dengan Prameswari (2007) yang menyatakan bahwa penolong persalinan non kesehatan menjadi risiko terhadap kematian perinatal dengan OR=4. Ini menunjukkan bahwa risiko mengalami kematian perinatal 4 kali lebih besar jika ditolong oleh tenaga non kesehatan.
Menurut peneliti, kematian perinatal tidak disebabkan oleh penolong persalinan tetapi lebih disebabkan oleh kunjungan antenatal care yang pernah dilakukan ibu selama kehamilan dan perawatan pasca persalinan (post partum). Pelayanan antenatal care tidak hanya mempersiapkan persalinan cukup bulan dan ibu melahirkan tetapi juga perawatan post partum dan perawatan bayi baru lahir khususnya perawatan tali pusat bayi. Kematian perinatal banyak terjadi dari usia 0 sampai 7 hari ini berhubungan dengan perawatan bayi baru lahir. Ini sesuai dengan penelitian Sarimawar (2004) bahwa 79,4% dari kematian neonatal terjadi sampai dengan usia 7 hari dan 20,6% terjadi pada usia 8-28 hari.
Penolong persalinan hanya membantu pada saat persalinan sedangkan perawatan post partum banyak dilakukan oleh tenaga non kesehatan khususnya dukun bayi. Hal ini mengingat pendapatan keluarga yang rendah juga merupakan faktor yang mempengaruhi melakukan perawatan post partum pada dukun bayi dikarenakan biaya atau tarif yang dikenakan dukun bayi cenderung jauh lebih murah dibandingkan dengan tarif tenaga kesehatan lain (Bangsu, 2001).
Perawatan post partum lebih banyak dilakukan oleh dukun bayi dan mengingat pentingnya perawatan pasca nifas maka sangat perlu dilakukan pelatihan dukun bayi. Pelatihan ini bukan hanya untuk mengingkatkan pengetahuan tentang kehamilan dan pertolongan persalinan tetapi juga untuk meningkatkan pengetahuan dukun bayi tentang perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir.

Cara download di adsenfe.blogspot.com

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | ArhyT503 Copyright © 2011. Online World - All Rights Reserved
Template Modify by ArhyT503
Proudly powered by Blogger