Ada 4 macam teknik penyambungan kabel berisolasi XLPE, yaitu:
Teknik Moulding.
Kabel yang akan disambung secara mekanik dihubungkan terlebih dahulu dalam kotak sambung. Kemudian dua cairan calon isolasi dimasukkan ke dalam kotak sambung. Dua cairan setelah bercampur dalam kotak sambung akan mengeras menjadi isolasi.
Beberapa kata kunci yang sering digunakan untuk mencari materi yang sedang kita bicarakan ini al: penyambungan kabel berisolasi XLPE, Teknik heat shrink, Teknik Moulding, Teknik panas sempit, teknik penyambungan kabel, Teknik Premolded, Teknik Slip-on.
Teknik Premolded.
Isolasi
yang akan dipasang dalam kotak sambung telah dicetak terlebih dahulu.
Kemudian penyambungan konduktor kabel dilakukan dalam kotak sambung
dengan menuruti alur yang telah dibuat oleh isolasi tersebut di atas.
Teknik panas sempit (heat shrink).
Isolasi berupa bahan tipis dan fleksibel diselongsongkan pada konduktor kabel yang akan disambung. Selongsong isolasi
ini kemudian dipanasi dan setelah selesai pemanasan akan menyempit lalu
mencuram konduktor kabel bersangkutan. Kemudian sambungan konduktor
kabel diletakkan dalam kotak sambungan yang kedap air dan kotak sambung
ini berfungsi juga sebagai pelindung mekanis.
Teknik Slip-on.
Konduktor
kabel yang akan disambung dimasukkan ke dalam bahan isolasi yang
berlubang sesuai dengan ukuran konduktor kabel, melalui proses slip-on
dimasukkan secara "paksa" sehingga terjadi sambungan yang kedap air.
Kotak sambung berfungsi melindungi air, merendam sambungan, dan
melindungi sambungan ini terhadap tekanan mekanis. Keempat teknik
tersebut di atas dapat diterapkan pada pemasangan kotak ujung kabel,
yang berfungsi sebagai terminasi kabel.
Kotak
sambung maupun kotak ujung (terminasi) kabel berisolasi XLPE harus
kedap air dan juga harus melindungi isolasi XLPE tersebut dari sinar
matahari. Air dan sinar matahari dapat menimbulkan karbonisasi
pada isolasi XLPE ini yang dalam bahasa Inggris disebut treeing
effect, yaitu timbulnya jalur-jalur berwama hitam (karbon) dalam bahan isolasi XLPE.
Kabel untuk pengawatan sekunder maupun untuk keperluan kontrol umumnya
menggunakan isolasi protodur atau PVC, dan kabel ini sebaiknya diberi
macam-macam warna untuk memudahkan identifikasinya yang berkaitan dengan
fungsi kabel tersebut; misalnya kabel untuk tegangan digunakan kabel
yang berwama hijau, dan kabel untuk arus digunakan yang berwama merah.
Pada jaringan distribusi yang ditanam dalam tanah,
kabel yang tidak banyak melalui tikungan tajam, sehingga ditanam
langsung dalam tanah, tanpa saluran dan karenanya kabel yang cocok
dipakai adalah kabel tiga fasa tetapi dengan pelindung mekanis berupa
pelat baja selain lapisan PVC yang kedap air. Keadaan ini dapat
mengganggu seluruh sistem, terutam a jika menyangkut generator yang
besar dayanya bagi sistem. Selain itu, keadaan asinkron akan menimbulkan
pemanasan yang berlebihan pada rotor generator sinkron sebagai akibat
timbulnya arus pusar yang berlebihan yang merupakan hasil induksi medan
putar stator yang tidak sinkron terhadap rotor.
Karena keadaan asinkron tidak dikehendaki, maka lanjutan dari busur lingkaran BC "dipatahkan" menjadi lengkung CD.
Besar tekanan gas hidrogen, makin besar efek pendinginannya sehingga
dapat digunakan arus penguat yang lebih besar. Hal ini ditunjukkan oleh
lengkung yang memungkinkan pembangkitan daya reaktif yang lebih besar.
Download Reference pdf file
Daftar Pustaka
Download Reference pdf file
Daftar Pustaka
0 comments:
Post a Comment