Suatu kemajuan bukan coy, ditengah mahlnya biaya listrik komersial
para oarng pintar kita telah menciptakan Pembangkit listrik
non-konvensional. Pembangkit listrik non-konvensional
umumnya masih dalam tahap riset sehingga belum merupakan pusat listrik.
Khusus untuk pembangkit listrik tenaga surya, sudah banyak dibangun di
tempat-tempat yang jauh dari jaringan PLN dengan memanfaatkan energi
matahari. Pembangkit-pembangkit listrik nonkonvensional ini adalah:
Beberapa kata kunci yang sering digunakan untuk mencari materi yang sedang kita bicarakan ini antara lain: angin local, angin planet, foto sel, Fuel Cell, Pembangkit Listrik Tenaga Angin, Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Sel Bahan Bakar.
1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Pada prinsipnya, pembangkit listrik tenaga surya terdiri dari sekelompok foto sel,
sinar matahari menjadi gaya gerak listrik (GGL) untuk mengisi baterai
aki (B). Dari baterai aki (B), energi listrik dialirkan ke pemakai. Pada
waktu banyak sinar matahari (siang hari), baterai aki (B) diisi oleh
fotosel. Tetapi pada saat malam hari, foto sel fidak menghasilkan
energy listrik, maka energi listrik diambil dari baterai aki (B)
tersebut.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Angin.
Energi angin diubah oleh baling-baling (turbin angin) menjadi energy pemutar generator arus searah.
Apabila tegangan generator cukup tinggi, relai tegangan akan menutup
saklar pengisi baterai aki sehingga baterai aki diisi oleh generator.
Apabila angin berkurang dan agar tidak terjadi aliran daya balik dari
baterai aki ke generator, maka relai daya balik akan membuka saklar tadi. Pasokan daya untuk pemakai diambil dari baterai aki.
Sebenernya sich, tenaga angin ini termasuk tenaga surya secara tidak langsung karena baik angin lokal (misalnya angin darat dan angin laut) maupun angin planet
terjadi akibat pemanasan ke bumi oleh matahari (secara langsung) yang
selanjutnya menimbulkan perbedaan suhu di antara tempat di permukaan
bumi ini.
3. Fuel Cell (Sel Bahan Bakar)
Prinsip kerja
fuel cell (sel bahan bakar). Sebagai bahan bakar adalah H2 dan 02 yang
masing-masing dimasukkan ke kutub negatif (anoda) dan kutub positif
(katoda). Setiap kutub, sifatnya berpori
(berlubang-lubang) dan di antara anoda dan katoda ini terdapat larutan
KOH. Larutan KOH menghasilkan ion negatif OH- pada kutub negatif anoda
berpori dengan gas hidrogen H2, akan bereaksi menjadi H20 dan melepas
elektron e sehingga anoda menjadi elektron yang bermuatan negatif.
Elektron-elektron ini kemudian mengalir ke beban dan sampai ke kutub
positif katoda. Di katoda, elektron tersebut bertemu dengan oksigen 02
yang dimasukkan ke kutub positif katoda sehingga
elektron bersama 02 dan H20 (dari larutan KOH) menghasilkan ion negatif
OH- yang selanjutnya akan digunakan untuk menghasilkan elektron pada
kutub negatif anoda seperti tersebut di atas. Larutan KOH tidak ikut
bereaksi, larutan tersebut hanya menjadi katalisator penghasil ion OH-.
Sebagai elektroda dapat digunakan logam nikel atau platina, sedangkan
untuk larutan, selain KOH, bisa juga digunakan larutan H2S04 atau
larutan H3PO4. Fuel cell
telah digunakan dalam kendaraan ruang angkasa dan sedang dalam
pengembangan agar pemakaiannya dapat diperluas, dan diharapkan di masa
yang akan datang dapat digunakan secara komersial sebagai sumber energi.
0 comments:
Post a Comment