Pusat listrik yang besar, di atas 100 MW umumnya beroperasi dalam sistem interkoneksi. Pada sistem interkoneksi terdapat banyak pusat listrik dan banyak pusat beban (yang disebut gardu induk/GI) yang dihubungkan satu sama lain oleh saluran transmisi.
Di setiap GI terdapat beban berupa jaringan distribusi yang melayani
para konsumen tenaga listrik. Jaringan distribusi beserta konsumen ini
merupakan suatu subsistem distribusi dan subsistem dari setiap GI umumnya tidak mempunyai hubungan listrik satu sama lain (interkoneksi).
Tujuan dari sistem interkoneksi
antara lain adalah untuk menjaga kontinuitas penyediaan tenaga listrik
karena apabila salah satu pusat pembangkit mengalami gangguan masih
dapat disuplai dari pembangkitlain yang terhubung secara interkoneksi.
Tujuan lainnya adalah saling memperingan beban yang harus ditanggung
oleh suatu pusat listrik.
Sebagian dari sistem interkoneksi yang terdiri dari sebuah pusat listrik, dua buah GI beserta subsistem distribusinya.
Karena operasi pusat-pusat listrik dalam sistem interkoneksi saling
mempengaruhi satu sama lain, maka perlu ada koordinasi operasi.
Koordinasi operasi ini dilakukan oleh pusat pengatur beban. Koordinasi terutama meliputi:
- Koordinasi dalam pemeliharaan.
- Pembagian beban secara ekonomis.
- Pengaturan frekuensi.
- Pengaturan tegangan.
- Prosedur mengatasi gangguan.
Daftar Pustaka
0 comments:
Post a Comment