Definisi Kromium (Cr)
Kromium
adalah elemen yang secara alamiah ditemukan dalam konsentrasi yang
rendah di batuan, hewan, tanaman, tanah, debu vulkanik dan juga gas.
Kromium terdapat di alam dalam beberapa bentuk senyawa yang berbeda.
Bentuk yang paling umum adalah kromium (0), kromium (III) dan kromium
(VI). Kromium (VI) dan kromium (0) umumnya dihasilkan dari proses
industri.
Senyawa
kromium masing – masing mempunyai peranan yang berbeda di lingkungan
dan efek yang berbeda pula terhadap kesehatan manusia sesuai dengan
bilangan oksidasinya. Dilaporkan bahwa krom (VI) merupakan senyawa krom
yang paling berbahaya (misalnya Kalium Chromat K2CrO4 atau CrO3).
Beberapa kata kunci yang sering digunakan untuk mencari materi yang sedang kita bicarakan ini antara lain: Chrome atau chromo, Chromium element, Chromium metal, Chromium powder, Dampak Kromium, daya karsinogen, Definisi Kromium, Efek fisiologi Kromium, Efek Kromium karsinogenik, Efek Kromium pada ginjal, Efek Kromium pada hati, Efek Kromium pada kulit, Efek Kromium pada saluran pernapasan, Efek Kromium terhadap pertumbuhan, Efek Kromium terhadap reproduksi, Kromium Total, Logam berat kromium, logam berbahaya, logam kromium, logam tahan korosi, Metallic chromium, Penanggulangan Kromium, Sifat-sifat Kromium, Sumber Kromium, unsur kimia kromium.
Kromium banyak memiliki sebutan lain (sinonim), diantaranya adalah:
- Chrome atau chromo
- Chromium element
- Chromium metal
- Metallic chromium
- Chromium powder
Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan,
komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai
pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini
lebih dikenal dengan sebutan emas putih.
Logam krom merupakan logam yang berharga tetapi memiliki kadar racun yang tinggi, sehingga pemisahan dan recovery
dari limbah sangat penting dilakukan. Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk pemisahan dan recovery logam krom adalah membran cair
berpendukung (Supported Liquid Membrane, SLM).
Sifat-sifat Kromium (Cr)
Kromium memiliki sifat fisika dan kimia yang titik didihnya mencapai 26720 C, dengan titik lebur 1837 - 18770 C, serta memiliki berat jenis 7,20 pada suhu 280 C.
Kromium tidak larut dalam air dan asam nitrat, larut dalam asam sulfat
encer dan asam klorida.Kromium tidak dapat bercampur dengan basa,
oksidator, halogen, peroksida dan logam – logam. Kromium dapat menyala
atau mudah menyala, dapat terbakar secara spontan apabila terpapar di
udara atau bila debu kromium bercampur dengan udara dapat terbakar atau
meledak.
Sumber Kromium (Cr)
Sumber kromium dapat berasal dari :
- Pabrik yang memproduksi semen yang mengandung kromium
- Pembakaran sampah pada kota-kota dan sampah yang berbentuk Lumpur
- Kendaraan bermotor (knalpot)
- Menara AC yang menggunakan kromium sebagai inhibitor
- Limbah cair yang berasal dari lapis listrik, penyamakan kulit, dan industri tekstil
- Sampah pada dari indusri yang menggunakan krom
Bagaimana Dampak Dan Penanggulangan Kromium (Cr)?
Dampak kesehatan akibat pemajanan kromium yakni sebagai berikut :
Efek fisiologi
Krom
(III) merupakan unsure penting dalam makanan, yang mempunyai fungsi
menjaga agar metabolisme glukosa, lemak, dan kolesterol berjalan normal.
Data kebutuhan krom perhari diperkirakan sekitar 50-200 µgr/hr. jarang
terjadi defisiensi krom, bila kebanyakan terjadi pada penderita
diabetes, malnutrisi dan mereka yang mendapat makanan melalui
parenteral. Faktor utama terjadinya toksisitas dari krom adalah
“oxidation state” dan daya larutnya. Krom (VI) mudah menembus membran
sel dan akan terjadi reduksi didalamnya. Organ utama yang terserang
karena krom adalah terhisap oleh paru-paru, organ ain yang bias
terserang adalah ginjal, liver, kulit dan system imunitas.
Efek pada kulit
Asam
kromik, dikromat dan kromiumVI selain iritan kuat juga korosif. Letak
luka biasa di akar kuku, persendian dan selaput antara jari, bagian
belakang tangan dan lengan. Karakteristik luka karena krom mula-mula
melepuh (papulae) kemudian terbentuk luka dengan tepi yang meninggi dan
keras. Penyembuhan luka lambat, bias beberapa bulan dan luka tidak sakit
diduga ada gangguan syaraf perifer. Hingga 20% pekerja menjadi
dermatitis. Dermatitis alergika dengan eksim pernah dilaporkan terjadi
pada pekerja percetakan, semen, metal, pelukis dan penyamak kulit.
Diperkirakan bahwa krom (III) protein kompleks yang bertanggungjawab
atas terjadinya reaksi alergi.
Efek pada saluran pernapasan
Efek
iritasi paru-paru terjadi pada pemajanan (menghirup debu kromium) dalam
jangka panjang dan mempunyai efek terhadap iritasi kronis, penyumbatan
dan hiperemia, renitis kronis, polip, trakheobronkhitis dan paringitis kronis. Dapat terjai reaksi delayed anaphylactic reacion.
Pada pekerja pelapisan dan penyamakan kulit sering terjadi kasus luka
pada mukosa hidung (mukosa bengkak, ulserasi septum, perforasi septum),
ini terjadi bila terpajan secara periodik paling sedikit 20 µg/m3 di tempat kerja. Di Amerika Serikat mengijinkan kadar kromium sekitar 100 µg/m3 dalam 8 jam kerja. Jangka pemajanan pekerja yang mengalami ulkus di mukosa hidung berkisar antara 5 bulan hingga 10 tahun.
Efek pada ginjal
Studi terhadap tukang las dan pelapisan kromium, pajanan lebih dari 20 µg/m3
mengakibatkan kerusakan pada tubulus renalis. Gangguan pada ginjal
terjadi setelah menghirup dan menelan kromium. Pernah ditemukan
kerusakan pada lomerulus ginjal.
Kenaikan
kadar Beta-2 mikroglobulin dalam urin merupakan indikator adanya
kerusakan tubulus. Urinary treshold untuk efek nefrotik diperkirakan 15
µg/gram kreatinin.
Efek pada hati
Pemajanan
akut kromium dapat menyebabkan nekrosis hepar. Bila terjadi 20% tubuh
tersiram asam kromat akan mengakibatkan kerusakan berat hepar dan
terjadi kegagalan ginjal akut. Dari data yang terbatas, disimpulkan
bahwa inhalasi kronis kromium dapat juga mengakibatkan efek pada hepar. Hepatitis akut dengan kuning (jaundice)
pernah dilaporkan pada pekerja wanita yang telah bekerja di pabrik
pelapisan krom selama 5 tahun. Pada tes didapatkan adanya kromium dalam
jumlah besar dalam urin dan pada biopsi liver terlihat adanya kelainan.
Efek karsinogenik
Studi epidemiologi secara kohort jelas menunjukkan adanya daya karsinogen.
Pemantauan pada pekerja di industri yang memproduksi kromat, yang
bekerja lebih dari 1 tahun anatara tahun 1937 – 1949, ternyata 18,2 %
menderita kanker paru. Studi terhadap pekerja di industri pigmen kromium, pelapisan kromium dan campuran ferokrom
secara statistik terlihat ada hubungan secara bermakna antara pekerja
yang terpajan kromium dengan kanker paru-paru. Telah diketahui bahwa
kromium (VI) sebagai penyebab kanker paru, sedangkan kromium (III)
tidak. Kanker paru timul 20 ahun setelah terpajan kromium dengan jangka
waktu pemajanan sekitar 2 tahun.
Efek terhadap pertumbuhan dan reproduksi
Kromium
(III) bahan esensial yang bisa menembus plasenta, kurang dari 0,5 %
kromium (III) ditemukan menembus plasenta pada tikus, bila diberikan
kromium sebagai garam. Efek pada binatang terjadi cleft palatum, hidrocefalus, proses pementukan tulang terhambat, bengkak, dan incomplete neural tube closure (penutupan tidak lengkap neural tube).
Untuk mengurangi pencemaran Cr, dapat dilakukan penanggulangan seperti beberapa hal berikut:
- Memaksilkan ekstrrasi secara efisien, Cr dari kromit, dan meminimalisasi limbah Cr.
- Menerapkan teknologi hemat penggunaan bahan baku Cr.
- Mengurangi limbah Cr serta tindakan mendaur ulang limbah Cr sehingga pencegahan pencemaran Cr akan memberikan keuntungan, antara lain mengurangi biaya produksi, meningkatkan keamanan pekerja, meningkatkan produktivitas, serta meningkatkan perlindungan lingkungan (State of Environmental Prodtection Agency; 2002b).
Download Reference pdf file
Daftar Pustaka
0 comments:
Post a Comment