Bagaimana tahap-tahap pengolahan ikan ?
1. Tahapan pemilihan ikan segar
2. Tahapan mempertahankan kesegaran ikan
3. Tahapan menghambat pembusukkan ikan
Beberapa kata kunci yang sering digunakan untuk mencari materi yang sedang kita bicarakan ini antara lain: Cooling, Exhausting, pembuangan Udara, pemindangan, pendinginan, Penghampaan, penutupan Wadah, Processing, Proses produksi Ikan asin, Sealing, sterilisasi, Tahapan mempertahankan kesegaran ikan, Tahapan menghambat pembusukkan ikan, tahapan pemilihan ikan segar.
Setelah
ikan bersih, dilakukan metode untuk menghambat pembusukan. Pada
prinsipnya, cara untuk menghambat pembusukan dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu pendinginan dan pengawetan.
- Pendinginan, Pendinginan dapat dilakukan dengan diberi es dan juga dimasukkan ke dalam kulkas. Sebenarnya pemakaian es sangat baik, Langkah-langkah pendinginan ikan dengan es adalah dengan mempersiapkan peti / cool box tempat ikan, lalu tempat tersebut dibersihkan dan diberi lapiSan es yang cukup. Ikan-ikan yang telah dibersihkan disusun berjajar di dalam peti tersebut, lalu ditutupi dengan pecahan es.
- Pengawetan, Naiknya pendapatan masyarakat menuntut ikan yang lebih baik dan lebih segar. Hal ini akan mendorong perbaikan mutu ikan yang dihasilkan sejak ditangkap sampai ke tangan konsumen sehingga dibutuhkan waktu ketahanan ikan segar dalam waktu yang cukup lama. Pada umumnya pendinginan hanya dapat menghambat pembusukan dalam waktu yang lebih pendek bila dibandingkan dengan pengawetan. Pengawetan ikan dapat dilakukan dengan cara pemindangan. Pada intinya pemindangan merupakan perebusan ikan dalam air garam. Pengawetan dapat dilakukan dengan perendaman dalam es dan air laut, asam cuka dan air laut, garam dan air laut, asam cuka dan kalium sorbat, penambahan zat pengawet (asam sorbat, kalium, natrium sorbat, antibiotik klortetrasiklin (CTC), dan ortotetrasiklin (OTC)), tetapi penambahan zat pengawet tersebut mahal dan masih terdapat sifat toksik.
4. Tahapan pengalengan
Bagaimana Proses Pengalengan Ikan?
Proses
pengalengan terdiri dari beberapa tahap yaitu pembuangan
Udara/Penghampaan / (Exhausting), penutupan Wadah (Sealing), sterilisasi
(Processing) dan pendinginan (Cooling)
Pembuangan Udara/Penghampaan/Exhausting
Udara dan gas yang dikeluarkan dari isi kaleng ditampung dalam head space yaitu ruangan antara tutup wadah dan permukaan bahan. Head space ini perlu untuk menampung gas-gas yang timbul akibat reaksi-reaksi kimia dalam bahan dan juga agitasi serta isi kaleng selama sterilisasi. Cara Melakukan Penghampaan penghampaan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
- Exhausting termal, Wadah yang telah diisi bahan dipanaskan untuk mengeluarkan gas-gas, baru ditutup. Hal ini dimungkinkan karena daya larut udara pada suhu tinggi dalam head space rendah, sehingga akan keluar bersama-sama dengan uap air. Wadah akan diisi oleh uap air. Pada pendinginan kembali, uap air dalam head space akan mengembun kembali, dan terjadilah keadaan vakum.
- Cara pengisian panas-panas, Bahan makanan dipanaskan sampai 71 – 82 oC, kemudian diisikan panas-panas ke dalam wadah dan langsung ditutup.
Penutupan Wadah (Sealing)
Tujuan
penutupan wadah yaitu Memasang tutup dari wadah sedemikian rupa,
sehingga faktor-faktor penyebab kerusakan tidak dapat masuk lagi ke
dalamnya setelah dilakukan sterilisasi. Penutupan kaleng dilakukan
dengan alat khusus. Penutupan kaleng harus sempurna, sebab kebocoran
dapat merusak produknya. Sebelum wadah ditutup diperiksa dahulu apakah
head space-nya sudah cukup dan sesuai dengan perhitungan. Setelah
ditutup sempurna, kaleng/wadah perlu dibersihkan jika ada sisa-sisa
bahan yang menempel pada dinding kaleng / wadah. Pencucian dilakukan
dengan air panas (suhu sekitar 82,2 oC) yang mengandung larutan H2PO4
dengan konsentrasi 1,0 – 1,5 %, kemudian dibilas dengan air bersih
beberapa kali
Sterilisasi (Processing)
Sterilisasi
(Processing) pada pengalengan adalah proses pemanasan wadah serta
isinya pada suhu dan jangka waktu tertentu untuk menghilangkan atau
mengurangi faktorfaktor penyebab kerusakan makanan, tanpa menimbulkan
gejala lewat pemasakan (over cooking) pada makanannya. Suhu yang
digunakan biasanya 121 oC selama 20 – 40 menit, tergantung dari jenis
bahan makanan. Pada umumnya suhu sterilisasi yang biasa dilakukan pada
ikan di atas 100 oC (pada 121 oC)
Pendinginan (Cooling)
Pendinginan
dilakukan sampai suhunya sedikit di atas suhu kamar, maksudnya agar air
yang menempel pada dinding wadah cepat menguap, sehingga terjadinya
karat dapat dicegah . Tujuan Pendinginan yaitu mencegah lewat pemasakan
(over cooking) dari bahan pangan dan tumbuhnya spora-spora dari bakteri
perusak bahan pangan yang belum mati.
Jenis Dan Karakteristik Pengolahan Limbah Ikan?
Dampak
limbah industri pengolahan ikan terhadap kesehatan lingkungan dapat
dirasakan dengan bau limbah ikan yang menyengat sehingga mencemari
udara, dapat dihinggapi lalat yang dapat menimbulkan penyakit dan
berbagai dampak negatif lainnya. Industri pengolahan ikan harus memiliki
metode dalam pengolahan limbah olahan ikan sehingga limbah olahan ikan
tidak hanya dibuang begitu saja ditempat pembuang sampah.
Bagaimana Pengolahan limbah Pengalingan Ikan?
Limbah hasil perikanan dapat diolah menjadi tepung ikan, silase ikan, ikan asin, terasi, dan lain-lain. Pada Proses produksi Ikan asin
pada dasarnya terdiri dari dua tahap, yaitu penggaraman dan
pengeringan. Perbedaan-perbedaan yang terjadi pada umumnya hanya pada
jumlah garam yang digunakan, lama penggaraman dan pengeringan.
(Rahardjo, 1999).
Limbah
ikan yang dapat dijadikan silase adalah ikan tuna. Limbah ikan tuna
merupakan hasil sampingan dari pengolahan industri perikanan dan
diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan alternatif untuk
makanan ternakdengan cara pembuatan silase ikan. Keistimewaan pembuatan silase biologis
adalah adanya perubahan kualitas yang disebabkan proses fermentasi yang
dilakukan oleh bakteri asam laktat, mengakibatkan perubahan kimia dari
suatu senyawa yang bersifat komplek menjdi senyawa yang sederhana, dan
diharapkan dapat memberikan efek positif terhadap tingkat kecernaan dan
nilai energi metabolis pada ayam pedaging.
Download Reference pdf file
Daftar Pustaka
Download Reference pdf file
Daftar Pustaka
0 comments:
Post a Comment